Sebanyak 530 peserta yang terdiri dari orang tua dan peserta didik program fullday mengikuti kegiatan "Sekolah Orang Tua" yang menjadi program SMP Muhammadiyah 1 Alternatif (Mutual) Kota Magelang. Acara ini dilaksanakan di kampus SMP Mutual Kota Magelang, Sabtu (05/08).

Dalam sambutannya, Wasi'un, M. Pd.I selaku kepala sekolah  menyampaikan bahwa kegiatan ini direncanakan oleh sekolah sebagai jembatan dalam mengawal putra-putrinya. Pasalnya, tugas mendampingi para siswa bukan semata-mata tanggungjawab sekolah. Selain itu, dengan ada kegiatan ini juga diharapkan mampu membangun komunikasi aktif sehingga mudah dalam menyamakan persepsi.

"Kita nanti akan adakan rutin sekolah orang tua. Selain sebagai sarana komunikasi, maka bisa menjadi ajang silaturahmi diantara wali murid", jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, pria kelahiran Temanggung ini juga menyampaikan program sekolah selama satu tahun. Sehingga, orang tua paham arah sekolah mau dibawa kemana. 

"Forum ini juga sebagai ajang menyatukan frekuensi dan persepsi antara sekolah dan orang tua. Jangan sampai ada tumpang tindih dalam mengawal. Selain itu, ini bukti transparansi sekolah kepada wali murid untuk mengawal program bersama", tambahnya. 

Acara ini diawali dengan pengisian pra acara dari para siswa berprestasi dan juga menjadi ajang pengenalan wali kelas bertepatan pada tahun ajaran baru. Selain itu, momentum ini juga digunakan untuk pemaparan peraturan akademik oleh kesiswaan dan Bimbingan Konseling. 

Hadir pula sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Magelang, Salamun, M. PdI. Dirinya menyampaikan bahwa SMP Mutual menjadi sekolah yang by desain sebagai sekolah unggulan. Sehingga, sudah pas jika bapak ibu mengamanahkan putra-putrinya di SMP Mutual.

"Kami selaku PDM mendorong selalu untuk memberikan inovasi dan kreatifitas dalam mengelola sekolah Muhammadiyah. Sehingga, magnet para orang tua bisa semakin mendekat", katanya.

Acara inti diisi oleh Ust. Iqbal Wijdani, LC untuk memberikan tausiyah sekolah orang tua. Dirinya menegaskan bahwa proses pendidikan bukan soal sebagus gurunya. Namun, soal kerjasama dan bersinergi dalam bertanggungjawab mengawal putra-putri yang sudah diamanahkan kepada sekolah.

"Posisi orang tua harus sejajar dengan guru. Sama-sama mengawal, bukan menjadi benteng anaknya", tegasnya.

Menurutnya, orang tua harus mampu menguatkan jika putra-putrinya laporan. Bukan  mengiyakan, karena sebagai orang tua harus mampu bermitra demi masa depan putra-putrinya.