|
Foto : Tim Balai Bahasa Jawa Tengah (seragam putih) berkeliling sekolah ditemani Kepala SMP Mutual Kota Magelang |
Sebagai sekolah yang mempunyai visi mewujudkan generasi Islami Unggul dan Berkemajuan, SMP Muhammadiyah 1 Alternatif (Mutual) Kota Magelang terus berusaha untuk memberikan kwalitas terbaik. Tidak hanya itu, terobosan menuju visi ini terus digenjot dengan program-program baru.
Salah satu program yang dicetuskan adalah bulan bahasa. Program ini bertujuan untuk mengasah kompetensi bahasa dan literasi dicivitas SMP Mutual. Program bulan bahasa menjadi kegiatan bulanan yang nantinya akan menjadi kombinasi dalam program Saturday Fun School yang dikonsep oleh tim penjamin mutu internal SMP Mutual.
Hal ini alasan Balai Bahasa Jawa Tengah menyambangi SMP Mutual saat turba ke Kota Magelang, Senin (27/01/20). Dalam kesempatan tersebut, Tim Balai Bahasa Jawa Tengah berjumlah 4 orang. Dengan waktu yang singkat, mereka mengamati sekolah dan berdiskusi dengan pihak sekolah.
"Saat ini orang bangga dengan hal-hal yang bernuansa asing. Jangan sampai kita justru fokus dengan hal tersebut akan tetapi menggeser bahasa kita yaitu bahasa Indonesia", kata Dian salah satu tim Balai Bahasa Jawa Tengah.
Lebihlanjut, Dian meminta bahwa anak-anak kita perlu dikenalkan dengan budaya dan bahasa asing, namun jangan sampai menggusur bahasa kebangsaan Indonesia.
"Kenalkan anak-anak kita agar tetap bangga dengan bahasa Indonesia. Meskipun bahasa asing yang menjadi bahasa resmi Internasional seperti bahasa Inggris, Jepang, dan Mandarin juga perlu", pintanya.
Wasi'un, M. PdI selaku kepala sekolah menuturkan bahwa kedatangan Tim Balai Bahasa Jawa Tengah hari itu sangat mendadak. Jadi tak ada persiapan dan hal-hal yang disiapkan.
"Tadi kami ajak keliling dilingkungan sekolah dan diskusi tentang program bulan bahasa untuk anak-anak", ucapnya.
Selain itu, Wasiun juga menuturkan bahwa Tim Balai Bahasa Jawa Tengah tersebut juga mengamati sudut-sudut ruangan terkait petunjuk arah dan petunjuk ruangan.
"Alhamdulillah, disetiap ruangan sekolah kami ada petunjuk ruangan seperti ruang perpus, kelas, dan kantor. Sebagai sekolah yang peduli dengan bahasa, saya buat dalam petunjuk arah itu ada tiga bahasa. Paling atas bahasa Indonesia, setelahnya bahasa Inggris, dan yang bawah bahasa Indonesia. Dan itu menurutnya sudah benar. Sedangkan ada 1 hal yang dikritik yaitu tulisan open di pintu costumer Service. Kami diminta lebih baik pakai bahasa Indonesia juga", paparnya kembali.
Kirim Komentar